CBN JOGJA


CBN yang berarti Cegah & Brantas Narkoba adalah gerakan masyarakat yang dirintis, dikembangkan dan dimotori oleh kaum muda se-Kota Yogyakarta.
Ruang gerak dan target operasi gerakan ini berbasiskan wilayah Kecamatan di seluruh Kota Yogyakarta.
Setiap kader anggota Gerakan telah dilatih dan ditempa berbagai hal tentang Bahaya Narkoba, termasuk teknik investigasi, konseling dan kampanye.
Selain mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkoba, gerakan ini pun berupaya mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam Gerakan CBN.
Gerakan ini telah melatih 1200an kader HANDAL dan MILITAN sebagai Garda Terdepan di 14 kecamatan se-Kota Yogyakarta.
Tak saja berhenti di sini, sampai masa-masa yang akan datang Gerakan CBN masih dan akan menggalang partisipasi masyarakat untuk mencegah dan memberantas Narkoba.
Dan untuk memberikan kesempatan orang-orang muda se-Jogja bergabung dalam satu kekuatan besar CBN, kita sangat terbuka mengajak Anda bergabung bersama ribuan orang muda lainnya.
MODEL PELATIHAN KADER GERAKAN ANTI NAPZA Berbasis Masyarakat yang difasilitasi Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat.
Pasca dilaksanakannya pelatihan eks peserta, dibentuklah kepengurusan CBN Kecamatan yang memiliki kewajiban menyusun program kerja dituangkan dalam bentuk proposal guna mencairkan Dana Stimulan Operasional.
Dalam operasionalnya mereka mengemban tugas pokok CAMPAIGN (kampanye dan sosialisasi), INVESTIGATION (investigasi/pelaporan) & COUNSELLING (konseling remaja/peer group).
Inilah Gerakan Kepemudaan terbesar saat ini untuk menyerukan perlawanan terhadap Bahaya Narkoba di Kota Yogyakarta.

Rabu, 01 September 2010

RESIKO DI BALIK SHISHA

Kehadiran tabungnya sendiri sudah menggerakkan seseorang untuk menjajalnya. Apalagi asap yang disemburkan dari pipa panjang itu aromanya lain. "Shisha kan tidak berbahaya," ujar Yovie, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta, dengan nada enteng. Ia sejak beberapa tahun terakhir gemar menyedot rokok ala Timur Tengah itu bersama kawan-kawannya di akhir pekan. Mereka duduk berkeliling dan bergantian menghisap shisha dari satu perangkat. Benar-benar satu untuk semua.

Menghisap sisha sudah menjadi tren beberapa tahun terakhir ini. Pilihannya pun kian beragam, dari kelas bintang lima hingga kafe pinggiran yang menawarkan harga miring. Aromanya bervariasi, dari aroma buah, daun mint, hingga aneka kopi. Kehadiran perangkat merokok ini bahkan menjadi daya tarik kafe. Di negeri ini, kebanyakan orang menyebutnya shisha, tapi sebenarnya cara merokok ini dikenal juga sebagai hookah, narghile, atau goza, bergantung pada bentuk, cara menghisap dan kandungan air sebagai penyaringnya.

Banyak anggapan yang muncul bahwa menghisap tembakau ala shisha tak seberbahaya merokok sigaret biasa. Sebab, kandungan air yang digunakan dalam shisha berfungsi sebagai penyaring racun tembakau yang berbahaya. Pengguna biasanya menghisap asap tembakau dari shisha setelah asap itu melewati gelembung air. Walhasil, menghisap tembakau ala shisha relatif lebih aman dibanding sigaret biasa.

Namun, benarkah anggapan itu? Sebuah penellitian terbaru yang dijabarkan dalam Journal of the American Medical Association awal bulan ini memperlihatkan bahwa perokok shisha sebenarnya lebih banyak menghirup nikotin ketimbang perokok sigaret, wah!

S. Katherine Hammond, Kepala Divisi Ilmu Kesehatan Lingkungan dari University of California, Berkeley, yang bersusah payah melakukan penelitian. "Sebaiknya para pengguna hookah (atau shisha) berpikir dua kali untuk menyalakan pipa tersebut. Aktivitas ini bukan tanpa resiko seperti yang selama ini mereka kira. Justru benar-benar tidak aman," ujarnya.

Pernyataan Katherine berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 27 mahasiswa yang biasa menghisap shisha selam satu jam dalam tiga malam yang berbeda pada April 2006. Lima mahasiswa lain yang tidak bersentuhan dengan shisha juga diturutsertakan dalam penelitian ini, tapi mereka harus tetap tinggal dalam ruangan dengan mahasiswa yang sedang menghisap shisha.

Sebelumnya, responden harus terbebas dari shisha selama 84 jam sebelum penelitian dilakukan. Kemudian responden menghisap pipa yang didalamnya mengandung air serta 10 gram tembakau Al-Fakher yang dipanaskan dengan menggunakan arang. Selanjutnya peneliti memantau kandungan karbon monoksida pada dua kelompok responden tersebut sebelum dan sesudahnya dengan menggunakan mesin yang didesain untuk mendeteksi perokok.

Hasilnya, rata-rata kandungan karbon monoksida yang dihirup pada perokok shisha mencapai 42 part per million (ppm), lebih tinggi dibanding yang ditemukan pada para perokok sigaret 17 pm. Penelitian juga menemukan kadar karbon monoksida meningkat di ruangan tempat responden menghisap shisha, bahkan bisa mencapai tingkat yang dapat merugikan kesehatan lingkungan. Katherine melanjutkan, pihaknya tidak dapat membandingkan secara langsung penggunaan shisha dengan merokok sigaret. Namun, yang jelas, sama-sama mengadung banyak racun, ucapnya.

Katherine mengalami kesulitan untuk mengetahui secara pasti bentuk penggunaan shisha seperti apa yang dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru atau jantung. Hookah/shisha mungkin saja tidak akan membuat Anda mengidap kanker paru-paru, tapi akan mempengaruhi kesehatan Anda dengan cara lain, inilah penjelasannya.

Thomas Einssenberg, profesor psikologi dari Virginia Commonwealth University, yang juga meneliti penggunaan shisha, memaparkan lebih jauh. Ia mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan mengisap shisha selama 45 menit membuahkan jumlah tar 36 kali lebih tinggi dibanding merokok sigaret selama lima menit. Tar mengandung senyawa unsur utama asap yang dapat menimbulkan kanker. Walaupun belum jelas apakah jenis tar dalam hookah/shisha berbeda dengan tar pada rokok sigaret, ia mengungkapkan.

Edward Rosenow dan koleganya, para ahli paru dari Mayo Clinic, mengatakan, walaupun sudah disaring dengan air, asap tembakau yang diproduksi hookah/shisha masih mengandung zat-zat beracun dengan kadar yang tinggi, termasuk karbon monoksida, logam berat, dan zat yang menghasilkan karsinogen penyebab kanker.

Selain itu, Rosenow menyebutkan, merokok dengan hookah/shisha membawa kadar signifikan dari nikotin, zat yang sangat adiktif di tembakau yang membahayakan tubuh. Jadi merokok dengan menggunakan hookah atau shisha in sama berbahayanya dengan merokok dengan menggunakan sigaret, ia menandaskan. Jadi stop merokok (apa pun)! Nah, apalagi kafe di sejumlah negara sudah terbebas dari asap rokok.

1 komentar: